Laporan PISA dan Kesenjangan Keterampilan: Cerminan Pendidikan Indonesia yang Masih Tertinggal
Laporan PISA (Programme for International Student Assessment) adalah studi global yang mengukur kemampuan siswa berusia 15 tahun dalam membaca, matematika, dan sains. Bagi Indonesia, laporan ini menjadi cerminan penting tentang kualitas pendidikan. Sayangnya, hasil PISA menunjukkan bahwa kita masih jauh tertinggal dibandingkan negara-negara lain. Ini adalah alarm serius bagi masa depan bangsa.
Hasil Laporan PISA secara konsisten menempatkan Indonesia di peringkat bawah. Ini menandakan adanya kesenjangan keterampilan yang signifikan di antara siswa kita. Banyak siswa yang hanya mampu menguasai pengetahuan dasar, tetapi kesulitan dalam menerapkan konsep-konsep tersebut untuk memecahkan masalah kompleks. Kemampuan berpikir kritis dan analitis masih menjadi tantangan.
Kesenjangan ini berakar dari banyak faktor. Salah satunya adalah kurikulum yang masih berorientasi pada hafalan, bukan pada pemahaman mendalam. Laporan PISA menekankan pada kemampuan siswa untuk bernalar dan berpikir kritis. Jika siswa hanya diajarkan untuk menghafal, maka sulit bagi mereka untuk berhasil dalam tes PISA.
Selain itu, kualitas guru juga menjadi faktor penentu. Banyak guru yang belum mendapatkan pelatihan yang memadai untuk mengajar sesuai tuntutan zaman. Guru harus bisa menjadi fasilitator, bukan hanya sumber informasi. Mereka harus mampu merangsang siswa untuk berpikir, berdiskusi, dan mencari solusi secara mandiri.
Ketidaksetaraan pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan juga memperburuk keadaan. Siswa di kota besar memiliki akses lebih baik ke fasilitas dan guru berkualitas, sementara siswa di desa seringkali tertinggal. Laporan PISA mencerminkan kesenjangan ini. Hasil PISA untuk siswa di daerah terpencil biasanya lebih rendah.
Laporan ini juga menunjukkan bahwa kita harus berinvestasi lebih banyak pada pendidikan. Bukan hanya soal anggaran, tetapi juga efisiensi penggunaannya. Anggaran harus dialokasikan untuk hal-hal yang benar-benar meningkatkan kualitas pendidikan, seperti pelatihan guru, perbaikan fasilitas, dan pengembangan kurikulum yang relevan.
Pemerintah juga harus berkolaborasi dengan semua pihak, termasuk orang tua dan masyarakat. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Orang tua harus berperan aktif dalam mendukung pendidikan anak di rumah, sementara masyarakat harus menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar. Tanpa dukungan semua pihak, sulit untuk meningkatkan kualitas pendidikan.