Setiap yayasan sosial beroperasi dengan struktur yang jelas, melibatkan tiga organ yayasan utama: Pembina, Pengurus, dan Pengawas. Masing-masing memiliki peran yang berbeda namun saling melengkapi untuk memastikan visi amal terwujud dan tujuan sosial tercapai secara efektif dan akuntabel.
Organ yayasan Pembina adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam sebuah yayasan. Mereka memiliki wewenang untuk menentukan kebijakan umum yayasan, mengangkat dan memberhentikan Pengurus dan Pengawas, serta mengubah anggaran dasar. Pembina adalah penjaga visi dan misi utama yayasan.
Pengurus adalah organ yayasan yang bertanggung jawab atas pelaksanaan operasional harian yayasan. Mereka mengelola program, mengalokasikan dana, dan memastikan bahwa kegiatan yayasan berjalan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan oleh Pembina. Pengurus adalah “pelaksana” visi amal.
Sementara itu, Pengawas adalah yayasan yang bertugas melakukan pengawasan terhadap kinerja Pengurus. Mereka memastikan bahwa semua kegiatan yayasan sesuai dengan anggaran dasar, peraturan perundang-undangan, dan tidak menyimpang dari tujuan sosial yayasan. Pengawas berperan sebagai “penjaga integritas”.
Hubungan antara ketiga yayasan ini bersifat checks and balances. Pembina menetapkan arah, Pengurus melaksanakannya, dan Pengawas mengawasi pelaksanaan tersebut. Keseimbangan ini penting untuk mencegah penyalahgunaan wewenang dan memastikan transparansi dalam pengelolaan dana.
Misalnya, Pembina dapat memutuskan untuk mendirikan program beasiswa baru. Pengurus kemudian akan merancang dan menjalankan program tersebut, mulai dari seleksi hingga penyaluran dana. Pengawas akan memastikan proses ini transparan dan sesuai dengan ketentuan yayasan.
Peran krusial yayasan sangat bergantung pada efektivitas dan sinergi ketiga organ ini. Jika salah satu organ tidak berfungsi dengan baik, seluruh operasional yayasan dapat terganggu, menghambat pencapaian tujuan mulia yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu, pemilihan individu yang tepat untuk mengisi posisi dalam yayasan sangat penting. Mereka harus memiliki integritas, dedikasi pada misi sosial, dan pemahaman yang kuat tentang tata kelola organisasi nirlaba yang baik dan akuntabel.
Dengan adanya pembagian tugas yang jelas dan sistem pengawasan yang kuat, yayasan secara kolektif berupaya mewujudkan visi amal. Struktur ini memastikan bahwa sumber daya yang dipercayakan kepada yayasan digunakan secara bijaksana untuk memberikan dampak positif maksimal bagi masyarakat.
