Menguak Pola “Manusia Tikus”: Pilihan Hidup Simpel Generasi Muda

Istilah “manusia tikus” mungkin terdengar peyoratif, namun di balik frasa tersebut, kita dapat menguak pola hidup simpel dan pragmatis yang kini dianut oleh sebagian besar generasi muda, khususnya Gen Z. Ini bukanlah tentang kemiskinan atau kemalasan, melainkan sebuah pilihan sadar untuk hidup lebih efisien, memprioritaskan pengalaman di atas kepemilikan material, dan beradaptasi dengan realitas ekonomi yang ada. Menguak pola ini membantu kita memahami perspektif baru tentang kesuksesan dan kebahagiaan di era modern.

Fenomena ini muncul sebagai respons terhadap berbagai faktor. Generasi Z tumbuh di tengah ketidakpastian ekonomi global, kenaikan biaya hidup yang signifikan di kota-kota besar, dan tekanan sosial untuk mencapai standar hidup yang mungkin tidak realistis. Daripada terjebak dalam perlombaan tanpa akhir untuk memiliki segalanya, banyak dari mereka memilih untuk meredefinisi “hidup sukses”. Mereka cenderung menghindari pembelian properti atau kendaraan pribadi jika dianggap memberatkan, dan lebih memilih opsi sewa atau berbagi. Misalnya, alih-alih berinvestasi pada barang-barang branded yang mahal, mereka mungkin mengalokasikan dana untuk pendidikan, perjalanan, atau hobi yang memberikan nilai pengalaman lebih besar. Sebuah laporan demografi dari Pusat Studi Generasi Universitas Malaya pada 17 Juni 2025, mencatat bahwa persentase Gen Z yang menunda kepemilikan rumah pribadi meningkat hingga 40% dibandingkan generasi sebelumnya.

Menguak pola “manusia tikus” juga berarti memahami bahwa hal ini didorong oleh kesadaran akan keberlanjutan dan isu lingkungan. Konsumsi berlebihan dianggap tidak hanya boros secara finansial tetapi juga merusak planet. Oleh karena itu, hidup minimalis, daur ulang, dan mengurangi jejak karbon menjadi bagian integral dari pilihan gaya hidup mereka. Mereka cenderung lebih memilih produk yang ramah lingkungan, meskipun harganya sedikit lebih mahal, sebagai bentuk investasi pada masa depan bumi.

Selain itu, kemajuan teknologi digital juga memfasilitasi gaya hidup ini. Dengan adanya platform e-commerce, ride-sharing, dan streaming, kebutuhan akan kepemilikan fisik dapat diminimalisir. Mereka bisa mengakses berbagai hiburan, informasi, dan layanan tanpa harus memiliki banyak barang. Pada 19 Juni 2025, sebuah survei daring yang dilakukan oleh Komunitas Finansial Muda di Malaysia menemukan bahwa 85% responden Gen Z merasa bahwa aksesibilitas layanan digital membuat hidup sederhana jauh lebih mudah diwujudkan.

Pada akhirnya, menguak pola “manusia tikus” bukan berarti mengolok-olok, melainkan memahami bahwa ini adalah adaptasi cerdas generasi muda terhadap dunia yang kompleks. Ini adalah bukti bahwa mereka mampu mendefinisikan ulang kesuksesan, menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan, dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan dengan cara mereka sendiri.