Tiga tahun pertama kehidupan anak, terutama 1000 hari awal yang krusial, merupakan periode pembentukan sistem kekebalan tubuh yang sangat rentan terhadap serangan patogen. Untuk memastikan anak tidak hanya tumbuh sehat, tetapi juga terlindungi dari penyakit infeksi berbahaya, Strategi Imunisasi yang lengkap dan tepat waktu harus dijalankan beriringan dengan praktik kebersihan yang ketat. Strategi Imunisasi adalah intervensi kesehatan masyarakat yang paling hemat biaya dan terbukti mampu mencegah jutaan kematian anak di seluruh dunia setiap tahunnya. Keberhasilan dalam menjalankan Strategi Imunisasi yang optimal adalah fondasi vital untuk membangun Imunitas Tiga Tahun Pertama yang kuat dan efektif.
Pilar utama dalam Strategi Imunisasi adalah mengikuti jadwal imunisasi wajib yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. Jadwal ini dirancang secara ilmiah untuk melindungi anak dari penyakit-penyakit yang paling mematikan pada usia rentan, seperti TBC (BCG), Hepatitis B, Polio, Campak, dan Difteri, Pertusis, Tetanus (DPT). Sebagai contoh, menurut data Puskesmas Sejahtera, laporan pada kuartal pertama tahun 2026 menunjukkan bahwa cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) pada bayi usia 9-11 bulan di wilayah tersebut telah mencapai 95%, menunjukkan komitmen kuat dalam melindungi Jendela Emas Kecerdasan anak. Penting bagi orang tua untuk memastikan setiap dosis, termasuk dosis lanjutan (booster), diberikan sesuai jadwal yang tertera di Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mencapai perlindungan maksimal.
Selain imunisasi, praktik kebersihan dan sanitasi adalah Program Pembinaan Masyarakat kesehatan yang tidak bisa ditawar. Sistem kekebalan tubuh bayi masih dalam Tahap Penyembuhan Kolesterol (pematangan) dan sangat sensitif terhadap paparan kuman yang berlebihan. Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun yang benar, terutama sebelum menyiapkan MPASI dan setelah mengganti popok, dapat secara drastis mengurangi risiko penyakit diare, yang merupakan penyebab utama gizi buruk dan stunting. ASI Eksklusif selama enam bulan pertama juga berkontribusi besar pada kebersihan internal, karena ASI adalah makanan steril dan membawa antibodi perlindungan langsung dari ibu.
Di luar lingkup rumah tangga, peran lingkungan juga menentukan kekuatan Imunitas Tiga Tahun Pertama anak. Sanitasi yang buruk, seperti akses terbatas terhadap air bersih atau pembuangan sampah yang tidak layak, dapat merusak upaya imunisasi dan kebersihan di rumah. Pemerintah daerah dan petugas kesehatan terus menjalankan Sosialisasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), menekankan pentingnya buang air besar di jamban sehat dan mengelola limbah rumah tangga. Dengan mengombinasikan kekuatan sains modern melalui vaksinasi dan kebijaksanaan praktik kebersihan tradisional, orang tua dan komunitas secara kolektif Mengamankan Bukti bahwa anak mendapatkan lingkungan terbaik untuk tumbuh dan mengembangkan pertahanan diri yang tangguh.
