Menangkal Kecemasan Masa Depan: Pentingnya Literasi Bagi Anak Bangsa

Masa depan seringkali membawa ketidakpastian, dan di era digital yang dinamis ini, kecemasan masa depan bisa menjadi bayangan yang menghantui. Namun, ada satu alat ampuh yang dapat membantu anak bangsa menangkal kecemasan tersebut: literasi. Literasi dalam arti luas, termasuk kemampuan membaca, memahami, dan mengaplikasikan informasi, adalah fondasi penting untuk membangun kepercayaan diri, adaptabilitas, dan resiliensi di tengah berbagai tantangan. Dengan literasi yang kuat, generasi muda akan lebih siap menghadapi setiap perubahan dan membuat keputusan yang tepat, sehingga mampu menangkal kecemasan yang muncul dari ketidaktahuan. Sebuah laporan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Juni 2025 menunjukkan adanya korelasi positif antara tingkat literasi tinggi dan rendahnya tingkat stres terkait masa depan di kalangan siswa.

Literasi memberikan anak bangsa kemampuan untuk mengakses dan memproses berbagai informasi. Di dunia yang dibanjiri data, kemampuan memilah dan memahami informasi yang relevan adalah kunci. Dengan literasi yang baik, mereka bisa belajar tentang tren masa depan, peluang karier yang baru, atau keterampilan yang dibutuhkan. Ini membantu mereka merencanakan masa depan dengan lebih baik, alih-alih merasa terombang-ambing oleh ketidakpastian. Sebagai contoh, di era disrupsi pekerjaan, literasi digital memungkinkan mereka untuk mempelajari keterampilan baru secara mandiri melalui platform daring.

Selain itu, literasi juga menumbuhkan kemampuan berpikir kritis. Ini sangat penting untuk menangkal kecemasan yang berasal dari hoaks dan informasi yang menyesatkan. Dengan literasi kritis, anak bangsa tidak mudah termakan berita bohong atau provokasi yang dapat menimbulkan kekhawatiran yang tidak berdasar. Mereka belajar untuk memverifikasi fakta, menganalisis sumber, dan membentuk opini berdasarkan bukti yang valid. Ini memberikan mereka kendali atas apa yang mereka percayai, mengurangi noise yang bisa memicu kecemasan. Pada seminar daring bertajuk “Generasi Tangguh Hadapi Hoaks” pada Sabtu, 28 Juni 2025, seorang pakar psikologi anak menekankan bahwa “literasi adalah vaksin terbaik melawan epidemi hoaks yang menciptakan kecemasan massal.”

Lebih dari itu, literasi membuka wawasan dan memperkaya empati. Melalui buku dan berbagai sumber bacaan, anak bangsa dapat belajar dari pengalaman orang lain, memahami berbagai perspektif, dan membangun visi yang lebih luas tentang dunia. Hal ini membantu mereka menghadapi tantangan hidup dengan lebih bijak dan menemukan solusi kreatif, bukan malah menyerah pada kecemasan masa depan. Dengan membekali setiap anak dengan literasi yang kuat, kita tidak hanya menyiapkan mereka untuk sukses secara individu, tetapi juga membangun masyarakat yang lebih optimis, inovatif, dan berdaya dalam menghadapi setiap tantangan yang datang.