Di era modern ini, peran seorang ayah tidak lagi hanya dipandang dari kehadiran fisik semata. Kaum milenial, sebagai generasi yang tumbuh di tengah perubahan sosial dan teknologi yang pesat, semakin menyadari urgensi emosional dari kehadiran ayah. Mereka membutuhkan lebih dari sekadar sosok pencari nafkah; mereka mendambakan seorang ayah yang hadir secara mental dan emosional, mampu mendengarkan, memahami, dan membimbing dengan hati. Kebutuhan akan kedekatan emosional ini menjadi fondasi penting bagi perkembangan psikologis dan sosial kaum milenial.
Ketiadaan kehadiran emosional ayah dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada kaum milenial. Studi yang dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada pada November 2024 menunjukkan bahwa mahasiswa yang merasa kurang mendapatkan dukungan emosional dari ayah cenderung memiliki tingkat stres dan kecemasan yang lebih tinggi. Mereka juga lebih rentan terhadap masalah kepercayaan diri dan kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat. Sebagai contoh, dalam sebuah sesi konseling pada hari Kamis, 15 April 2025, di sebuah pusat konseling di Yogyakarta, seorang klien berusia 23 tahun, sebut saja Anisa, mengungkapkan, “Ayah saya selalu sibuk bekerja. Saya tahu dia mencintai saya, tapi saya merasa dia tidak pernah benar-benar ‘ada’ untuk mendengarkan keluh kesah saya. Saya sering merasa sendirian, padahal ada dia di rumah.” Hal ini menegaskan urgensi emosional yang tak terpenuhi.
Ayah memiliki peran unik dalam membentuk kecerdasan emosional anak. Kehadiran emosional ayah yang kuat dapat menumbuhkan rasa aman, kepercayaan diri, dan kemampuan adaptasi yang baik pada kaum milenial. Sebuah lokakarya yang diselenggarakan oleh Komunitas Keluarga Sejahtera pada Sabtu, 22 Juni 2024, di Bandung, menekankan bagaimana interaksi positif dan komunikasi terbuka antara ayah dan anak dapat secara signifikan meningkatkan kesejahteraan mental anak. Para peserta, yang sebagian besar adalah ayah muda, dibekali dengan keterampilan mendengarkan aktif dan cara mengekspresikan kasih sayang secara emosional.
Melihat betapa krusialnya urgensi emosional ayah, penting bagi para ayah untuk mulai berinvestasi waktu dan energi dalam membangun hubungan yang lebih dalam dengan anak-anak mereka. Ini tidak hanya berarti meluangkan waktu, tetapi juga melibatkan diri dalam kehidupan emosional anak, berbagi perasaan, dan menjadi pendengar yang baik. Dengan demikian, kaum milenial dapat tumbuh menjadi individu yang lebih stabil secara emosional dan siap menghadapi tantangan di masa depan. Peran ayah yang hadir secara emosional adalah investasi jangka panjang untuk kesejahteraan generasi penerus.
